Senin, Agustus 17, 2009

Kisah Anne

Kisah berikut ini dikutip dari buku "Gifts From The Heart for Women" karangan Karen Kingsbury. Buku ini dapat Anda peroleh di toko buku Gramedia, maupun toko buku lainnya.

Inti ceritanya kira-kira sbb :

Ada pasangan suami istri yang sudah hidup beberapa lama tetapi belum mempunyai keturunan. Sejak 10 tahun yang lalu, sang istri terlibat aktif dalam kegiatan untuk menentang ABORSI, karena menurut
pandangannya, aborsi berarti membunuh seorang bayi. Setelah bertahun-tahun berumah-tangga, akhirnya sang istri hamil, sehingga pasangan tersebut sangat bahagia. Mereka menyebarkan kabar
baik ini kepada famili, teman2 dan sahabat2, dan lingkungan sekitarnya.

Semua orang ikut bersukacita dengan mereka. Dokter menemukan bayi kembar dalam perutnya, seorang bayi laki2 dan perempuan. Setelah beberapa bulan, sesuatu yang buruk terjadi. Bayi perempuan
mengalami kelainan, dan ia mungkin tidak bisa hidup sampai masa kelahiran tiba. Dan kondisinya juga dapat mempengaruhi kondisi bayi laki2.

Jadi dokter menyarankan untuk dilakukan aborsi, demi untuk sang ibu dan bayi laki2 nya. Fakta ini membuat keadaan menjadi terbalik. Baik sang suami maupun sang istri mengalami depressi. Pasangan ini bersikeras untuk tidak menggugurkan bayi perempuannya (membunuh bayi tsb), tetapi juga kuatir terhadap kesehatan bayi laki2nya. "Saya bisa merasakan keberadaannya, dia sedang tidur nyenyak", kata sang ibu di sela tangisannya.

Lingkungan sekitarnya memberikan dukungan moral kepada pasangan tersebut, dengan mengatakan bahwa ini adalah kehendak Tuhan.

Ketika sang istri semakin mendekatkan diri dengan Tuhan, tiba-tiba dia tersadar bahwa Tuhan pasti memiliki rencanaNya dibalik semua ini. Hal ini membuatnya lebih tabah.Pasangan ini berusaha keras untuk menerima fakta ini.

Mereka mencari informasi di internet, pergi ke perpustakaan, bertemu dengan banyak dokter, untuk mempelajari lebih banyak tentang masalah bayi mereka. Satu hal yang mereka temukan adalah bahwa mereka tidak sendirian. Banyak pasangan lainnya yang juga mengalami situasi yang sama, dimana bayi mereka tidak dapat hidup lama. Mereka juga menemukan bahwa beberapa bayi akan mampu bertahan hidup, bila mereka mampu memperoleh donor organ dari bayi lainnya.. Sebuah peluang yang sangat langka.

Siapa yang mau mendonorkan organ bayinya ke orang lain? Jauh sebelum bayi mereka lahir, pasangan ini menamakan bayinya, Jeffrey dan Anne. Mereka terus bersujud kepada Tuhan.. Pada mulanya, mereka memohon keajaiban supaya bayinya sembuh. Kemudian mereka tahu, bahwa mereka seharusnya memohon agar diberikan kekuatan untuk menghadapi apapun yang terjadi, karena mereka yakin Tuhan punya rencanaNya sendiri. Keajaiban terjadi, dokter mengatakan bahwa Anne cukup sehat untuk dilahirkan, tetapi ia tidak akan bertahan hidup lebih dari 2 jam. Sang istri kemudian berdiskusi dengan suaminya, bahwa jika sesuatu yang buruk terjadi pada Anne, mereka akan mendonorkan organnya.

Ada dua bayi yang sedang berjuang hidup dan sekarat, yang sedang menunggu donor organ bayi. Sekali lagi, pasangan ini berlinangan air mata. Mereka menangis dalam posisi sebagai orang tua, dimana mereka bahkan tidak mampu menyelamatkan Anne. Pasangan ini bertekad untuk tabah menghadapi kenyataan yg akan terjadi.

Hari kelahiran tiba. Sang istri berhasil melahirkan kedua bayinya dengan selamat. Pada momen yang sangat berharga tersebut, sang suami menggendong Anne dengan sangat hati-hati, Anne menatap ayahnya, dan tersenyum dengan manis. Senyuman Anne yang imut tak akan pernah terlupakan dalam hidupnya. Tidak ada kata2 di dunia ini yang mampu menggambarkan perasaan pasangan tersebut pada saat itu. Mereka sangat bangga bahwa mereka sudah melakukan pilihan yang tepat (dengan tidak mengaborsi Anne), mereka sangat bahagia melihat Anne yang begitu mungil tersenyum pada mereka, mereka sangat sedih karena kebahagiaan ini akan berakhir dalam beberapa jam saja.

Sungguh tidak ada kata2 yang dapat mewakili perasaan pasangan tersebut. Mungkin hanya dengan air mata yang terus jatuh mengalir, air mata yang berasal dari jiwa mereka yang terluka.. Baik sang kakek, nenek, maupun kerabat famili memiliki kesempatan untuk melihat Anne. Keajaiban terjadi lagi, Anne tetap bertahan hidup setelah lewat 2 jam. Memberikan kesempatan yang lebih banyak bagi keluarga tersebut untuk saling berbagi kebahagiaan. Tetapi Anne tidak mampu bertahan setelah enam jam.....

Para dokter bekerja cepat untuk melakukan prosedur pendonoran organ.. Setelah beberapa minggu, dokter menghubungi pasangan tsb bahwa donor tsb berhasil. Dua bayi berhasil diselamatkan dari kematian. Pasangan tersebut sekarang sadar akan kehendak Tuhan..

Walaupun Anne hanya hidup selama 6 jam, tetapi dia berhasil menyelamatkan dua nyawa. Bagi pasangan tersebut, Anne adalah pahlawan mereka, dan sang Anne yang mungil akan hidup dalam hati mereka selamanya...

============ =
Ada 3 poin penting yang dapat kita renungkan dari kisah ini :

1. SESUNGGUHYA, tidaklah penting berapa lama kita hidup, satu hari ataupun bahkan seratus tahun. Hal yang benar2 penting adalah apa yang kita telah kita lakukan selama hidup kita, yang bermanfaat bagi orang lain.

2. SESUNGGUHNYA, tidaklah penting berapa lama perusahaan kita telah berdiri, satu tahun ataupun bahkan dua ratus tahun. Hal yang benar2 penting adalah apa yang dilakukan perusahaan kita selama ini, yang bermanfaat bagi orang lain.

3. Ibu Anne mengatakan "Hal terpenting bagi orang tua bukanlah mengenai bagaimana karier anaknya di masa mendatang, dimana mereka tinggal, maupun berapa banyak uang yang mampu mereka hasilkan. Tetapi hal terpenting bagi kita sebagai orang tua adalah untuk memastikan bahwa anak2 kita melakukan hal2 terpuji selama hidupnya, sehingga ketika kematian menjemput mereka, mereka akan menuju surga".

Mohon KEMURAHAN HATI Anda untuk menyebarkan kisah ini kepada sanak keluarga Anda, famili, teman2, rekan2 kerja, rekan2 bisnis, atasan, bawahan, sebuahkelompok organisasi ataupun perusahaan, PELANGGA N, serta siapa saja yang Anda temui.

Ada 4 kemungkinan respon dari pihak2 yang telah membaca kisah ini.

PERTAMA, cuek / tidak peduli / tidak mengerti kisah ini..

KEDUA, tersentuh dengan kisah ini, tetapi tidak melakukan apapun.

KETIGA,tersentuh dengan kisah ini, intropeksi diri, lalu mengubah cara pandang tentang hidupnya.

KEEMPAT, tersentuh, intropeksi diri, mengubah cara pandang tentang hidupnya, lalu bergerak aktif untuk memaknai hidupnya sendiri dengan cara memberikan makna bagi kehidupan orang lain.

Bila di antara sekian banyak orang yang memperoleh kisah ini dari Anda, ada satu saja yang termasuk kategori nomor EMPAT, ini berarti Anda telah berhasil mengubah hidup seseorang, dari sekedar "Hidup" menjadi "Hidup Yang Lebih Bermakna". Mereka sungguh beruntung dengan kehadiran Anda di dunia ini.

Berhentilah Untuk Selalu Memikirkan Kepentingan Diri Sendiri, Jadikanlah Kehadiran Anda Di Dunia Ini Sebagai RAHMAT Bagi Orang Banyak dan Bagi Orang2 Yang Anda Cintai (Ayah, Ibu, Saudara/i,Suami/ Istri, Anak2 Anda, dst). Semoga dengan cerita ini membuat kita semua dan saudara2 kita yang mengalami sakit/kekurangan rizqi dan telah berdo’a bersungguh-sungguh bisa tetap tabah dan bisa selalu bersyukur.

Semoga bermanfa’at

Aku Rindu PadaMu...
sumber : dudung.net

From: Erty Yuliatie
Satu pelajaran... ......... .ingat-ingat mungkin kita pernah melakukan... ........

14/04/2006 17:38
"Ibu, I Miss You So Much"
Jamil Azzaini - Kubik Leadership

Jakarta, Hukum kekekalan energi dan semua agama menjelaskan bahwa apapun yang kita lakukan pasti akan dibalas sempurna kepada kita. Apabila kita melakukan energi positif atau kebaikan maka kita akan mendapat balasan berupa kebaikan pula. Begitu pula bila kita melakukan energi negatif atau keburukan maka kitapun akan mendapat balasan berupa keburukan pula. Kali ini izinkan saya menceritakan sebuah pengalaman pribadi yang terjadi pada 2003.

Pada September-Oktober 2003 isteri saya terbaring di salah satu rumah sakit di Jakarta. Sudah tiga pekan para dokter belum mampu mendeteksi penyakit yang diidapnya. Dia sedang hamil 8 bulan. Panasnya sangat tinggi. Bahkan sudah satu pekan isteri saya telah terbujur di ruang ICU. Sekujur tubuhnya ditempeli kabel-kabel yang tersambung ke sebuah layar monitor.

Suatu pagi saya dipanggil oleh dokter yang merawat isteri saya. Dokter berkata,"Pak Jamil, kami mohon izin untuk mengganti obat ibu". Sayapun menjawab "Mengapa dokter meminta izin saya? Bukankan setiap pagi saya membeli berbagai macam obat di apotek dokter tidak meminta izin saya" Dokter itu menjawab "Karena obat yang ini mahal Pak Jamil." "Memang harganya berapa dok?" Tanya saya. Dokter itu dengan mantap menjawab "Dua belas juta rupiah sekali suntik." "Haahh 12 juta rupiah dok, lantas sehari berapa kali suntik, dok? Dokter itu menjawab, "Sehari tiga kali suntik pak Jamil".

Setelah menarik napas panjang saya berkata, "Berarti satu hari tiga puluh enam juta, dok?" Saat itu butiran air bening mengalir di pipi. Dengan suara bergetar saya berkata, "Dokter tolong usahakan sekali lagi mencari penyakit isteriku, sementara saya akan berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar penyakit istri saya segera ditemukan." "Pak Jamil kami sudah berusaha semampu kami bahkan kami telah meminta bantuan berbagai laboratorium dan penyakit istri Bapak tidak bisa kami deteksi secara tepat, kami harus sangat hati-hati memberi obat karena istri Bapak juga sedang hamil 8 bulan, baiklah kami akan coba satu kali lagi tapi kalau tidak ditemukan kami harus mengganti obatnya, pak." jawab dokter.

Setelah percakapan itu usai, saya pergi menuju mushola kecil dekat ruang ICU. Saya melakukan sembahyang dan saya berdoa, "Ya Allah Ya Tuhanku... aku mengerti bahwa Engkau pasti akan menguji semua hamba-Mu, akupun mengerti bahwa setiap kebaikan yang aku lakukan pasti akan Engkau balas dan akupun mengerti bahwa setiap keburukan yang pernah aku lakukan juga akan Engkau balas. Ya Tuhanku...gerangan keburukan apa yang pernah aku lakukan sehingga Engkau uji aku dengan sakit isteriku yang berkepanjangan, tabunganku telah terkuras, tenaga dan pikiranku begitu lelah. Berikan aku petunjuk Ya Tuhanku. Engkau Maha Tahu bahkan Engkau mengetahui setiap guratan urat di leher nyamuk. Dan Engkaupun mengetahui hal yang kecil dari itu. Aku pasrah kepada Mu Ya Tuhanku. Sembuhkanlah istriku.. Bagimu amat mudah menyembuhkan istriku, semudah Engkau mengatur milyaran planet di jagat raya ini."

Ketika saya sedang berdoa itu tiba-tiba terbersit dalam ingatan akan kejadian puluhan tahun yang lalu. Ketika itu, saya hidup dalam keluarga yang miskin papa. Sudah tiga bulan saya belum membayar biaya sekolah yang hanya Rp. 25 per bulan. Akhirnya saya memberanikan diri mencuri uang ibu saya yang hanya Rp. 125. Saya ambil uang itu, Rp 75 saya gunakan untuk mebayar SPP, sisanya saya gunakan untuk jajan.

Ketika ibu saya tahu bahwa uangnya hilang ia menangis sambil terbata berkata, "Pokoknya yang ngambil uangku kualat... yang ngambil uangku kualat..." Uang itu sebenarnya akan digunakan membayar hutang oleh ibuku. Melihat hal itu saya hanya terdiam dan tak berani mengaku bahwa sayalah yang mengambil uang itu.

Usai berdoa saya merenung, "Jangan-jangan inilah hukum alam dan ketentuan Yang Maha Kuasa bahwa bila saya berbuat keburukan maka saya akan memperoleh keburukan. Dan keburukan yang saya terima adalah penyakit isteri saya ini karena saya pernah menyakiti ibu saya dengan mengambil uang yang ia miliki itu."
Setelah menarik nafas panjang saya tekan nomor telepon rumah dimana ibu saya ada di rumah menemani tiga buah hati saya. Setelah salam dan menanyakan kondisi anak-anak di rumah, maka saya bertanya kepada ibu saya "Bu, apakah ibu ingat ketika ibu kehilangan uang sebayak seratus dua puluh lima rupiah beberapa puluh tahun yang lalu?"

"Sampai kapanpun ibu ingat Mil. Kualat yang ngambil duit itu Mil, duit itu sangat ibu perlukan untuk membayar hutang, kok ya tega-teganya ada yang ngambil," jawab ibu saya dari balik telepon. Mendengar jawaban itu saya menutup mata perlahan, butiran air mata mengalir di pipi.

Sambil terbata saya berkata, "Ibu, maafkan saya... yang ngambil uang itu saya, bu... saya minta maaf sama ibu. Saya minta maaaaf... saat nanti ketemu saya akan sungkem sama ibu, saya jahat telah tega sama ibu." Suasana hening sejenak. Tidak berapa lama kemudian dari balik telepon saya dengar ibu saya berkata: "Ya Tuhan pernyataanku aku cabut, yang ngambil uangku tidak kualat, aku maafkan dia. Ternyata yang ngambil adalah anak laki-lakiku. Jamil kamu nggak usah pikirin dan doakan saja isterimu agar cepat sembuh." Setelah memastikan bahwa ibu saya telah memaafkan saya, maka saya akhiri percakapan dengan memohon doa darinya.

Kurang lebih pukul 12.45 saya dipanggil dokter, setibanya di ruangan sambil mengulurkan tangan kepada saya sang dokter berkata "Selamat pak, penyakit isteri bapak sudah ditemukan, infeksi pankreas. Ibu telah kami obati dan panasnya telah turun, setelah ini kami akan operasi untuk mengeluarkan bayi dari perut ibu."
Bulu kuduk saya merinding mendengarnya, sambil menjabat erat tangan sang dokter saya berkata. "Terima kasih dokter, semoga Tuhan membalas semua kebaikan dokter."

Saya meninggalkan ruangan dokter itu.... dengan berbisik pada diri sendiri "Ibu, I miss you so much."

Keterangan Penulis:
Jamil Azzaini adalah Senior Trainer dan penulis buku Best Seller KUBIK LEADERSHIP; Solusi Esensial Meraih Sukses dan Kemuliaan Hidup.

Top of Form

STOP COMPARING, START FLOWING

Stop membandingkan dengan yang lain. Seorang ayah atau ibu belajar untuk tidak membandingkan anak dengan yang lain. Karena setiap pembandingan akan membuat anak-anak mencari kebahagiaan di luar

Setiap penderitaan hidup manusia, setiap bentuk ketidakindahan, dimulai dari membandingkan.

Gede Prama mencontohkan orang kaya berkulit hitam yang tidak dapat menerima kenyataan bahwa dia berkulit hitam.

Orang itu sering kali membandingkan dirinya dengan orang kulit putih. Uangnya banyak, ia mampu mengongkosi hobinya untuk operasi plastik. Sehingga orang yang hidup dari satu perbandingan ke perbandingan lain, maka hidupnya kurang lebih sama dengan seorang orang kaya itu.

Leads you nowhere.

Karena itu, Gede Prama mengajak kita ke sebuah titik, mengalir (flowing) menuju ke kehidupan yang paling indah di dunia, yaitu menjadi diri sendiri.

Apa yang disebut flowing ini sesungguhnya sederhana saja. Kita akan menemukan yang terbaik dari diri kita, ketika kita mulai belajar menerimanya. Sehingga kepercayaan diri juga dapat muncul. Kepercayaan diri ini berkaitan dengan keyakinan-keyakinan yang kita bangun dari dalam.

Tidak ada kehidupan yang paling indah dengan menjadi diri sendiri. Itulah keindahan yang sebenar-benarnya!

Pintu kedua menuju keindahan dan kebahagiaan adalah:

MEMBERI

Sebab utama kita berada di bumi ini, kata Gede Prama, adalah untuk memberi. Kalau masih ragu dengan kegiatan memberi, artinya kita harus memberi lebih banyak. Saya melihat ada 3 tangga emas kehidupan:

I intend good, I do good and I am good.

Saya berniat baik, saya melakukan hal yang baik, kemudian saya menjadi orang baik. Yang baik-baik itu bisa kita lakukan, bila kita konsentrasi pada hal memberi. Memberi tidak harus selalu dalam bentuk materi. Pemberian dapat berbentuk senyum, pelukan, perhatian. Dan setiap manusia yang sudah rajin memberi, dia akan memasuki wilayah beauty and happiness.

"Saya sering bertemu dengan orang-orang kaya.

Ada yang suka memberi, ada yang pelit. Saya melihat orang yang tidak suka memberi muka orang itu keringnya minta ampun.

Orang yang mukanya kering ini bertanya pada saya,apa rahasia kehidupan yang paling penting yang bisa saya bagi. Saya bilang sleep well, eat well. Artinya memang, untuk ongkos untuk menjadi bahagia tidak mahal.

Hanya saja orang sering kali memperumit hal yang sudah rumit. Kalau kita sederhanakan, sleep well, eat well akan jadi mudah jika diikuti dengan kegiatan memberi.

Pintu ketiga untuk menuju keindahan dan kebahagiaan adalah:

Berawal dari semakin gelap hidup Anda, semakin terang cahaya Anda di dalam.

Perhatikanlah bintang di malam hari tampak bercahaya, jika langitnya gelap. Sedangkan, lilin di sebuah ruangan akan bercahaya bagus, jika ruangannya gelap. Artinya, semakin Anda berhadapan dengan masalah dan cobaan dalam hidup, semakin bercahaya Anda dari dalam.

Jika Anda punya suami yang keras dan marah-marah, jangan lupa bersyukurlah. Karena suami yang keras dan marah-marah, membuat sinar dari dalam diri Anda bercahaya. Anda punya istri cerewetnya minta ampun, bersyukurlah Karena orang cerewet adalah guru kehidupan terbaik. Paling tidak dari orang cerewet kita belajar tentang kesabaran. Jika Anda punya atasan diktatornya minta ampun, bersyukurlah. Karena Anda dapat belajar tentang kebijaksanaan

Orang yang pada akhirnya menemukan keindahan dan kebahagiaan, menurut Gede Prama, biasanya telah lulus dari universitas kesulitan. Semakin banyak kesulitan hidup yang kita hadapi, semakin diri kita bercahaya dari dalam.

Mengutip perkataan Jamaluddin Rumi, semuanya dikirim sebagai pembimbing kehidupan dari sebuah tempat yang tidak terbayangkan. Tidak hanya orang cantik saja yang berguna, orang jelek juga berguna. Gunanya adalah karena orang jelek, orang cantik terlihat jadi tambah cantik.

Jadi semuanya ada gunanya, untuk menghidupkan cahaya-cahaya beauty and happiness

Pintu keempat adalah:

Surga bukanlah sebuah tempat (tujuan), melainkan adalah rangkaian sikap – ’it’s a journey, good journey...

Bila Anda melihat hidup penuh dengan kesusahan dan godaan, maka neraka tidak ketemu setelah mati. Neraka sudah ketemu sekarang Sedangkan Anda akan bertemu surga, jika hasil dari rangkaian sikap Anda benar.

Sikap ini dimulai dari berhenti mengkhawatirkan segala sesuatunya, dan coba yakinkan diri bahwa everything will be alright. Setiap kali kita melalukan ritual peribadatan, tetapi setiap kali pula kita merasa takut.

Padahal ketakutan adalah sebentuk ketidakyakinan terhadap kebenaran. Kalau Anda melalukan ritual peribadatan tapi masih takut, mending jangan melalukan ritual peribadatan, karena toh Anda tidak yakin terhadap kebenaran. Segala sesuatunya menjadi baik-baik saja jika Anda mencintai yang kecil

Pintu kelima menuju keindahan dan kebahagiaan yakni:

Tahu diri kita dan kita tahu kehidupan.

Manusia-manusia yang tidak tahu diri adalah manusia yang tidak pernah ketemu keindahan dan kebahagiaan dalam hidupnya. Sumur kehidupan yang tidak pernah kering berada di dalam. Sumur ini hanya kita temukan dan kita timba airnya kalau kita bisa mengetahui diri kita sendiri Seandainya diri sendiri telah ditemukan, maka artinya kita kemudian mengetahui kehidupan.

Sabtu, Juli 11, 2009

Hakikat PEMIMPIN

Pemimpin Itu adalah Pelayan

Menjadi pemimpin tidak hanya menerima amanat rakyat, tapi juga menerima amanat Allah. Dengan begitu, para pemimpin itu pada hakikatnya adalah mereka yang berperan sebagai pelayan rakyat sesuai dengan iradah Allah swt. Pemimpin yang mengkhianati dan menodai hak rakyatnya, berarti menghujat dan mengabaikan amanat Allah.

Khalifah Umar bin Abdul Azis seringkali bekerja di malam hari menyelesaikan tugas-tugas kenegaraan yang tidak sempat diselesaikannya di siang hari. Suatu ketika, putra beliau memasuki kamar kerjanya seraya berkata, ''Saya ingin membicarakan masalah pribadi dan keluarga yang sangat penting dengan Ayah.''

Mendengar ucapan putranya itu, Umar bin Abdul Azis lalu mematikan lampu minyak yang menerangi kamar kerjanya sehingga menjadi gelap gulita. Kemudian ia berkata kepada putranya, ''Anakku, engkau pasti heran kenapa aku matikan lampu ini. Ketahuilah, engkau datang untuk membicarakan urusan pribadi, sedangkan lampu minyak itu milik rakyat. Betapa kita harus mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah kelak, ada pemimpin rakyat membicarakan masalah pribadi keluarganya sambil memakai fasilitas rakyat.''

Apa yang dilakukan Umar bin Abdul Azis adalah sikap adil seorang pemimpin yang membuktikan tanggung jawabnya sebagai pelayan umat dan sekaligus melaksanakan amanat dan kecintaan Allah yang telah memilihnya sebagai khalifah. Untuk tipikal pemimpin seperti itu, Rasulullah bersabda, ''Orang-orang yang berlaku adil, kelak di sisi Allah berada di atas mimbar cahaya. Mereka itu adalah orang-orang yang berlaku adil dalam memberikan hukum kepada keluarganya dan kepada rakyatnya.'' (Bukhari Muslim) Alangkah indahnya hidup yang dibayangi oleh keteduhan Alquran dan Sunnah Rasulullah. Misi kepemimpinannya bukan untuk menampakkan raut wajah seorang 'penguasa' tetapi dia tampakkan hati nuraninya yang paling bening dan menyejukkan. Karena bagi dirinya: pemimpin itu adalah pelayan umat.

Menjadi pemimpin bukan mencari kekayaan, tetapi pengabdian. Menjadi pemimpin berarti melaksanakan ibadah yang paling berat untuk mengemban amanat rakyat dan Allah. Dia selalu membersihkan batinnya, karena dia sadar bahwa niat yang tidak lurus bisa menjadikan kekuasaan sebagai komoditas yang murah, dan bukan tidak mungkin tergoda untuk menipu atau membohongi rakyat demi kepentingan dirinya. Dalam hal yang terakhir ini, Rasulullah saw bersabda, ''Tiada seorang hamba yang diberi amanat Allah untuk memimpin rakyat kemudian menipu mereka, melainkan Allah mengharamkan sorga baginya.'' (Bukhari Muslim).

Buat Para Pemimpin di masa sekarang, paradigma pemimpin adalah Bos (semua tinggal tunjuk, tinggal perintah..'minta berkasnya dong!', gimana urusan A..B..C beres?' .." pokoknya bos tau beres ajah.
sangat menyimpang dari konteks 'Pemimpin sejati'....Contoh yg paling Ideal adalah Nabi Muhammad SAW.

Kamis, Juli 09, 2009

MENCARI BENANG MERAH

Kisah seorang ‘kutu loncat’
yang meniti karier secara impulsif

Pengalaman dan karirku memang tidak ada benang merahnya. Hal ini mungkin disebabkan karena aku adalah orang yang impulsif, sehingga semua pilihan dalam hidupku adalah spontan. Semua mengalir tanpa perencanaan.

Saya diterima di UNAIR-Surabaya bersama rekan-rekan angkatan 1993 dan memilih Fakultas Ekonomi jurusan Study Pembangunan. Sebenarnya tidak ‘favorit’ bagi mahasiswa ekonomi yang memilih jurusan SP, tapi krn saat itu UMPTN diterimanya di jurusan tsb akhirnya dijalani saja. Selama 2 semester di jurusan SP Fak. Ekonomi Unair, saya menjalani dg setengah-setengah, dlm benakku, ”mau jadi apa besok lulusan Study pembangunan..jadi pengamat ekonomi?, jadi menteri Ekonomi?, sempit lapangan kerja…”, dan syukur meski menjalani dengan setengah-setengah tapi menurut temen2, saya termasuk unggul dlm kuliah.

Suatu ketika menjelang UMPTN ’94 (tahun berikutnya), saya di rumah didatangi seseorang mahasiswa dari ITS, anak angk’89 (anak tua), entah dia tau darimana kalo saya mampu memecahkan soal UMPTN dg toleransi kesalahan hanya 10%, kemudian dia menawarkan ‘bisnis’ yg biasa disebut ‘joki’ UMPTN, singkatnya ‘deal’.. saya sbg ‘maskot/master’, sebutan bagi joki wkt itu. Kami bersama rombongan bersama-sama lgs berangkat ke Solo, disana, kami (Maskot dan pasien dikarantina dg mempelajari tehnik transfer jawaban). Waktu itu saya handle semua soal IPC – minus matematika IPA (ada master khusus utk itu). Selama kurang lebih satu minggu kami di training transfer jawaban, akhirnya kami beraksi. Sewaktu saya beraksi iseng2 saya pilih jurusan Akuntansi Unair (anyway, yg saya pikirkan pasien2 saya yg keterima masuk PTN). Kami masuk dalam ruangan jadi satu dg pasien (entah bagaimana panitia/koordinator bisa membuat kami satu ruangan).
Tes dimulai dan saya mulai memecahkan soal2 UMPTN dlm waktu yg sesingkat-singkatnya dengan akurasi jawaban 90% benar. Giliran panitia/coordinator yg bekerja, mereka yg transfer jawaban ke para pasien.
Saya sempat menduga ada kesalahan tehnis pada proses transfer jawaban krn pihak coordinator,terlihat bingung dan kikuk ketemu saya.

Alhasil, setelah pengumuman hasil UMPTN dibuka. Saya kaget minta ampun krn justru Saya yg diterima di Jurusan Akuntansi Unair, sedangkan para pasien yg jumlahnya +10 org tidak ada yg diterima.
Setelah saya konfirm ke coordinator joki, dugaan saya benar, ada kesalahan tehnis, yg menyebabkan jawaban dari saya tdk bisa diterima dg baik oleh para pasien atau saya pikir,”keterlaluan pasien2 ini,tinggal nyontek aja tdk becus, gitu kok mau masuk PTN, mentang-mentang anak org kaya”.
Setelah UMPTN utk S1, kami (Tim Joki) terus merambah ke D3 Poltek Elektro ITS dan D3 Unair, disitu kami sukses telak, dari 30 pasien semua diterima di jurusan yg dikehendaki masing2.

Akhirnya, untuk yang kedua kali saya terdaftar sbg mahasiswa Ekonomi UNAIR, kali ini jurusan Akuntansi ’94 ‘yg notabene jurusan favorit’ (meskipun di DIII poltek elektro jg diterima).

Tahun berikutnya UMPTN’95, saya sudah dikenal oleh jaringan joki sbg ‘maskot’ yg handal, saya ditawarin lagi (pihak lain-anak ITS juga) utk jadi ‘master’ lagi…’Deal’..
Kami beroperasi di Malang, dengan metode yg kurang lebih sama dg tahun sblmnya, kami sukses berikut dengan ujian penerimaan D3 nya.

Singkat kata, saya terbuai dg bisnis ‘easy money’dengan modal otak encer, akibatnya kuliah saya terbengkalai, saya jadi tukang bolos kuliah..sampai akhirnya saya kena evaluasi 2 tahun kedua (program Unair, dalam 8 semester harus terlampaui sejumlah sks), alhasil saya turun ke DIII dan saya memilih jurusan Manajemen Pemasaran. Hampir habis SKS yg harus saya tempuh,..(entah apa yg ada dlm benak saya…), saya memutuskan ‘merantau’ ke Jakarta tanpa mengajukan ijin cuti ke pihak kampus.
Akhir perjalanan pendidikan saya berakhir tragis, krn saya ‘malang melintang’ di Fakultas Ekonomi Unair : tahun 1993 – Jurusan Study Pembangunan; tahun 1994 – Jurusan Akuntansi; tahun 1998 – DIII,Manajemen Pemasaran…Tapi saya tidak pernah bisa lulus, tidak ada ijazah…tidak pernah ada ‘pengakuan’. Sampai sampai ada olok-olokan temen2 saya,”kamu itu pinter tp bodoh…yg penting itu LOLOS ki’ bukan lulus..”. Nasib pendidikan formal saya bener2 terpuruk, sehingga saya sempet stress dan down berat sampai sempet terjerembab dalam ‘drugs’.

Dalam perantauanku di Jakarta, masih ada teman2ku yg sayang kepadaku, karena mereka saya dapat lepas dari jeratan ‘drugs’.


Sedikit demi sedikit saya mulai bangkit dari keterpurukanku, saya bekerja di bidang entertainment tidak lama kemudia saya BOSAN, kemudian saya diterima di PT. Astra International, seperti sebelumnya juga tidak bertahan lama (entah apa yang bergejolak dalam otak ku), dan dilanjut pindah2 kerjaan berbagai macam bidang, kemudian pindah lagi ke bidang EO..dan kembali tidak bertahan lama juga dengan dalih2 dlm kepalaku yang sebenarnya adalah pembenaran dari, ‘BOSAN’….
Sampai sekarang, sejak April 2008 saya bekerja di perusahaan konstruksi di bidang elektrikal mekanikal……………dan saya masih merasa ‘disini bukan pelabuhan karir ku’…

“TERLALU BANYAK LOMPATAN DALAM HIDUPKU…………….

Ada apa dengan Saya??????

Dalam Otak saya yg ‘Impulsif’: Berpikir terlalu jauh pada saat masih dini (blm waktunya), mentalitas yang terganggu dengan dipengaruhi pemikiran2 kritis yg tidak pada tempatnya…
Membuat saya tidak pernah menemukan duniaku…..